Visitor's Counter

Total Visitor's

Friday, 12 November 2010

BUDIDAYA PERIKANAN JADI ALTERNATIF KETAHANAN PANGAN

Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan kepada sebuah kekhawatiran akan berkurangnya jumlah pasokan pangan di masa yang akan datang. Hal ini didasari pada jumlah penduduk yang sudah mencapai angka 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 persen per tahun. Angka tersebut mengindikasikan besarnya kebutuhan bahan pangan yang harus tersedia. Dan jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan maka akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan dengan kesenjangan yang semakin melebar.

Rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya produksi pangan di Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Dr. J.Hutapea antara lain disebabkan oleh produktivitas tanaman pangan yang masih rendah yang disertai dengan stagnannya luas areal penanaman dan bahkan cenderung menurun khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa. Kombinasi kedua faktor di atas memastikan laju pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun akan cenderung terus menurun.

Arah pembangunan ketahanan pangan yang selama ini berorientasi kepada ”daratan” memiliki beberapa hambatan, salah satunya adalah karena pengembangan lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman. Hal ini memaksa kita untuk memikirkan sebuah alternatif bahan pangan yang masih didukung oleh potensi sumber daya dan luas wilayah. Sehingga keadaan ini kembali menyadarkan kita bahwa orientasi ketahanan pangan sudah seharusnya dialihkan kepada sektor kelautan dan perikanan.

Indonesia saat ini memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan, yakni mencapai 65 juta ton setiap tahunnya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km, lebih dari 17.508 pulau, dan lautan seluas 3,1 juta km, lautan Indonesia begitu kaya dengan keanekaragaman hayati di dalamnya. Tidak mengherankan apabila Indonesia dikenal sebagai salah satu penyumbang ikan terbesar di dunia yang mampu menyuplai jutaan ton ikan dari produksi perikanan laut setiap tahunnya.

Potensi kelautan dan perikanan Indonesia memang sangat menjanjikan. Secara keseluruhan, potensi perikanan yang dimiliki Indonesia mencapai 65 juta ton, yang terdiri dari 7.3 juta ton pada sektor perikanan tangkap dan 57.7 juta ton pada sektor perikanan budidaya. Bahkan untuk tahun 2010, pada triwulan pertama ekspor komoditi hasil perikanan menunjukan peningkatan sebesar 3,26 ribu ton atau, 3,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009.

Jika potensi kelautan dan perikanan ini dapat dimanfaatkan secara optimal, maka sektor ini dapat dijadikan salah satu pilihan alternatif dalam membangun ketahanan pangan nasional. Ditambah lagi kecenderungan masyarakat kita saat ini sudah mulai mempertimbangkan faktor food safety dalam memilih bahan pangan, dan komoditas perikanan (khususnya perikanan tangkap) merupakan komoditas yang bebas dari berbagai perlakuan genetik yang dapat menurunkan nilai gizi ketika kita mengkonsumsinya.

Untuk mencapai tujuan ketahanan pangan yang berbasiskan sektor perikanan, khususnya perikanan budidaya, beberapa aspek yang dapat dilakukan antara lain pemanfaatan teknologi budidaya. Berbagai rekayasa teknologi yang bersifat sederhana, mudah dimengerti dan ramah lingkungan yang telah dihasilkan oleh para peneliti di bidang perikanan harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya. Untuk menjamin keberhasilannya, maka dibutuhkan peran serta pemerintah daerah sebagai pendamping.

Sebagai contoh adalah teknologi pakan buatan. Kita tidak dapat mengesampingkan fakta bahwa pakan merupakan komponen pengeluaran terbesar dalam satu siklus produksi perikanan budidaya. Pakan yang digunakan oleh masyarakat saat ini, khususnya para pembudidaya di Kepulauan Riau banyak mengandalkan potongan ikan rucah sebagai pakan utama. Beberapa penelitian menunjukkan banyak kelemahan yang ditunjukkan oleh ikan rucah bila digunakan sebagai bahan pakan utama.

Selain faktor degradasi kualitas gizi yang dimiliki bila cara penyimpanan yang salah, ikan rucah dapat menjadi inisiator awal bagi berkembangnya berbagai penyakit. Beberapa organisme patogen seperti parasit, bakteri ataupun jamur, dapat berkembang dengan baik dalam ikan rucah sehingga dapat menjadi faktor penghambat tersendiri bagi keberhasilan produksi ikan budidaya.

Saat ini berbagai pakan buatan yang dihasilkan telah diformulasikan dan disesuaikan untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi ikan selama fase pertumbuhan dan menekan biaya produksi pemeliharaan ikan.

Kegiatan selanjutnya untuk mendukung produksi perikanan budidaya adalah peningkatan stimulus fiiskal. Kaitannya dengan hal ini maka rangkaian pekerjaan yang dapat dilakukan khususnya di Provinsi Kepulauan Riau adalah dengan melakukan pembangunan infrastruktur kolam/tambak/unit budidaya, pemberian modal kerja, pembangunan/peningkatan jaringan tata air kolam/tambak, pembangunan jalan produksi serta pembangunan sarana dan prasarana produksi perikanan.

Khusus untuk kegiatan permodalan, kegagalan dalam pencapaian produksi oleh para pembudidaya ikan yang mendapatkan bantuan modal lebih karena belum maksimalnya pendampingan yang dilakukan. Bila penerapan teknologi dan stimulus fiskal dapat dioptimalkan, yang disertai dengan perwujudan budidaya perikanan melalui konsep Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dengan berbagai aspek food safety dan biosecurity, maka peningkatan produksi perikanan dapat terwujud sehingga tantangan kebutuhan bahan pangan dimasa yang akan datang dapat terpenuhi.

Konsep budidaya ikan tidak hanya difokuskan kepada perairan laut namun juga kepada sektor perikanan darat dengan beberapa komoditas budidaya ikan laut yang dapat dikembangkan di Provinsi Kepulauan Riau antara lain kakap putih, kerapu, bawal bintang, kakap merah dan baronang, sementara untuk komoditas perikanan darat : gurame, ikan mas, nila, bandeng dan lele cukup diminati oleh masyarakat.

Nilai komoditas perikanan yang cukup kompetitif menjadikan perikanan budidaya sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan dan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Tingkat permintaan yang cukup tinggi dan harga yang cenderung stabil bahkan terus meningkat menjadikan sektor ini selain sebagai sandaran produksi bahan pangan juga dapat diharapkan untuk pengentasan kemiskinan.

Sumber : Batam Pos

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More