Visitor's Counter

Total Visitor's

Tuesday, 26 January 2010

HORE ... KAPAL NELAYAN ASING DIPINJAMKAN

BATAM, KOMPAS.com - Sekitar 60 kapal nelayan asing yang sejak 4-5 tahun silam ditangkap karena mencuri ikan, akan diambil alih negara untuk dipinjam-pakaikan kepada pemerintah daerah, kelompok nelayan dan perguruan tinggi yang mengelola pendidikan kelautan.

"Status hukumnya diambil alih negara dan dipinjam-pakaikan. Jaksa Agung sudah menyetujui," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad kepada wartawan di Batam, Senin malam sebelum meresmikan Forum Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya 2010-2014 wilayah Barat Indonesia.

Ia menyatakan peminjampakaikan, merupakan jalan keluar supaya kapal-kapal hasil tangkapan itu tidak keburu rusak pada waktu dilelang hanya karena lama menunggu selesai proses hukum dari pengadilan negeri hingga banding dan kasasi.

Menurut dia, cara pemanfaatan seperti itu pernah ia lakukan ketika menjadi Gubernur Gorontalo.

Hingga kini, hasil kelautan Indonesia masih sering dicuri nelayan Thailand, Vietnam, China, dan Malaysia. Untuk menanggulangi pencurian ikan oleh nelayan asing, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengambil langkah koordinatif dengan TNI Angkatan Laut dan Polri melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

"Akan lebih gampang bila ditangani oleh satu tangan yaitu Menko Polhukam karena bisa memberi perintah kepada TNI AL dan Polri," katanya.

Ia mengatakan, telah membicarakan langkah koordinatif tersebut dengan Menko Polhukam dan pada pekan depan akan membahas lebih rinci dengan Kepala Staf TNI.

Sumber :KOMPAS.com



Fadel: Bekerjalah Tidak dengan Cara Biasa


BATAM - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyatakan upaya pencapaian target 353 persen peningkatan produksi perikanan pada 2014 perlu dukungan komitmen dan cara kerja secara revolusioner.

"Bekerjalah tidak dengan cara biasa, melainkan kerja revolusioner dengan langkah-langkah raksasa disertai optimisme," katanya kepada peserta Forum Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya 2010-2014 Wilayah Barat Indonesia, di Batam, Senin malam.

Dalam upaya menjadikan Indonesia pada 2015 sebagai penghasil produk perikanan terbesar di dunia, Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan perikanan budidaya sebagai ujung tombak.

Kementerian itu akan memacu produksi perikanan budidaya pada 2014 menjadi 16,89 juta ton, meningkat spektakuler atau 353 persen ketimbang produksi pada 2009 yang hanya 4,78 juta ton.

Fadel menggambarkan, kerja revolusioner atau revolusi biru antara lain akan meliputi penyediaan pakan hasil dalam negeri, bibit dengan harga lebih murah ketimbang imporan, serta penyediaan jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum bagi daerah tumbuh tempat pelelangan ikannya.

Soal optimisme, ia meminta meniru China sebagai pembanding terbesar di sektor tersebut. Panjang garis pantai China 32 ribu km, sedangkan Indonesia 90 ribu km.

"Perairan teluknya 168 ribu ha, sedang kita 4,2 juta ha. Luas sungai-sungai di China untuk budidaya ikan air tawar 371 ribu ha, sedang di Indonesia 5,9 juta ha," katanya.

Dengan perbandingan itu, ternyata ekspor hasil kelautan dan perikanan Indonesia masih kalah daripada China, Peru, dan Vietnam.

Kondisi tersebut menurut Fadel, disebabkan Indonesia kurang berani (dalam menetapkan besar pencapaian dan bekerja dengan cara tidak biasa- Red).

Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah daerah bersama semua komponen kelautan dan perikanan mengambil langkah-langkah berani menjadi yang terhebat di sub-sub sektor komoditas tertentu, misalkan udang, patin, kerapu, rumput laut, gurame atau lele.

Sumber : KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More